Kitab
tafsir Jalalain telah dijadikan kitab dasar di seluruh pesantren di Indonesia
diperuntukkan bagi mereka yang ingin mempelajari tafsir Al-Quran. Bahasanya
ringkas, padat, dan enak.
Kitab
ini satu-satunya kitab tafsir yang penyusunnya dua orang. Uniknya mereka tidak
mengerjakannya secara bersamaan. Meski disebut-sebut penyusunnya oleh dua
orang, sebenarnya Al-Mahalli dan As-Suyuthi tidak mengerjakannya dalam waktu
yang bersamaan. Masing-masing penyusun yang berbeda generasi itu hanya menulis
tafsir separuh Al-Quran pada masanya. Sebab ketika sang mufassir pertama
menyusun bagian pertama Tafsir Jalalain, mufassir kedua baru saja memulai
pengembaraannya mencari ilmu.
Penulis
awal Tafsir Jalalain adalah Jalaluddin Al-Mahalli, tokoh kelahiran Kairo,
Mesir, tahun 791H/1389 M, yang bernama asli Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin
Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim Al-Mahalli Al-Mishri Asy-Syafi’i. Uniknya, entah
mengapa, ulama besar yang juga termasyhur karena kealimannya di bidang fiqih,
ilmu kalam, nahwu dan manthiq dan karya-karya besarnya, itu mengawali penulisan
tafsirnya dari Surah Al-Kahfi yang terletak di pertengahan juz lima belas lalu
terus ke belakang hingga surah terakhir, An-Nas.
Usai
menafsirkan Surah An-Nas, Al-Mahalli lalu kembali ke halaman muka Al-Quran,
menafsirkan surah Al-Fatihah. Tadinya, setelah usai menafsirkan surah pertama
dalam Al-Quran itu ia akan melanjutkan dengan surah Al-Baqarah, Ali Imran dan
seterusnya hingga akhir surah Al-Isra. Namun taqdir berkata lain, ketika baru
selesai menulis tafsir Al-Fatihah, sang Allamah berpulang ke haribaan Allah
pada tahun 864 H/1459 M.
Merasa
sayang dengan karya besar sang guru yang nyaris terbengkalai, belasan tahun
kemudian, pekerjaan mulia itu pun dilanjutkan oleh salah satu murid Al-Mahalli
yang saat itu telah menjadi ulama besar yang sangat alim, Abdurrahman bin
Kamaluddin Abi Bakar bin Muhammad Sabiquddin bin Fakhrudin bin Utsman bin
Nashiruddin Muhammad bin Saifudin Khidhir Al-Khudhairi As-Suyuthi Al Mishri
Asy-Syafi’i, atau Jalaluddin As-Suyuthi. Secara mengagumkan, As-Suyuthi
melanjutkan penafsiran dari Surah Al-Baqarah sampai akhir Surah Al-Isra di juz
15, dengan metodologi serta pola dan gaya bahasa yang nyaris sama persis dengan
tulisan awal sang guru.
Jika
bukan karena ada keterangan bahwa kitab tafsir itu disusun oleh dua mufassir,
orang-orang pasti akan mengira penyusun Tafsir Jalalain hanya satu orang saja.
Bahkan, untuk menyamakan metodologi dengan sang pendahulu, As-Suyuthi juga
meletakkan surah Al-Fatihah berikut penafsirannya di akhir kitab.
Baca lengkap Tafsir
Jalalain dengan mendownload Aplikasi berbentuk HTML ukuran 2MB, Belajar menjadi
simpel bukan berarti mengajarkan kita manja. Selamat membaca dan memahami,
semoga allah membukakan pintu hidayah-Nya untuk kita semua.
0 komentar:
Post a Comment
Kesempurnaan Hanya Milik ALLAH SWT