Melihat fenomena
Indonesia yang semakin tidak karuan dengan berbagai macam insiden yang sering
kita saksikan baik dari statsion televisi, media masa maupun media cetak, yang
semakin lama semakin meresahkan masyarakat. Dengan keadaan Indonesia yang
seperti ini dampaknya kepada masyarakat mengalami dilematis yang sangat berat
dan berkelanjutan. Sehingga masyarakat akan hilang kepercayaannya kepada para
tokoh atau pemimpin karena berbagai macam oknum yang memanfaatkan kesempatan
ini.
Perlu kita syukuri
dari berbagai macam insiden yang terjadi saat ini, sudah dipastikan Allah SWT
memberikan peringatan terhadap masyarakat Indonesia yang masih memiliki jiwa
apatis terhadap pentingnya nilai kebersamaan dan gotong royong dalam bentuk
kesatuan. Lewat dua pemeran tokoh Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok dan
Muhammad Rizieq Shihab alias Al Habib Rizieq, Allah membangunkan masyarakat
Indonesia dari tidurnya, terlepas siapa yang benar dan siapa yang salah, yang
jelas ini ada kado terbesar dari Allah SWT lewat Firmannya Surat Al-Maidah ayat
51.
Kejadian ini bagi
Masyarakat indonesia bukan hal yang unik sebetulnya karena jika kita ingat
sebuah pepatah dari Presiden pertama Bung Karno, berliau berkata:
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan
lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." Gambaran ini setidaknya
sudah dapat membuka wawasan kita pada saat ini dan ternyata sudah
terbukti sebagaimana yang sudah kita saksikan di berbagai Media, hanya
bagaimana cara kita dalam menyikapinya?
Bercermin dari sejarah
para pejuang bahwa perjuangan bangsa belum cukup sampai disini, dengan
bermodalkan generasi pemuda yang gigih semangat juang untuk persatuan dan
keadilan inilah yang menjadi nilai kebanggaan bangsa dan agama. terbukti dimana
aksi damai 212 memperlihatkan semangat yang luar biasa dalam memperjuangkan
keadilan dalam penegakan hukum. Dimana asset bangsa para generasi muda sekarang
mulai bangkit dan kritis akan Kebangsaan. Generasi muda yang menjadi garda
terdepan yang tampil sebagai indefenden kebangsaan kita yakin dapat merubah
suatu bangsa dalam kemajemukan. Perlu kita pahami dan sadari daripada kita
terus menerus mencari kesalahan orang sehingga kita tidak dapat keluar dari
lingkaran buruk sangka yang secara tidak langsung merugikan diri kita sendiri
terlebih Masyarakat Indonesia.
Insiden yang seperti
ini, banyak nilai yang bisa kita ambil sebagai bahan pembelajaran sebagai
generasi muda yang menjadi tonggak sejarah dimata bangsa. Sehingga kewajiban
kita untuk memberi pemahaman terhadap masyarakat agar tidak terbawa arus dengan
provokator-provokator pemecah belah umat. Sebagai generasi muda yang berpegang
teguh terhadap NKRI, kita harus pandai-pandai dalam menggali informasi dan
ketajaman analisis sehingga tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Biarlah
masyarakat sendiri yang mempunyai jawaban, tugas kita memberi penjelasan yang
sebenar benarnya akan kebenaran.
Berbagai hantaman yang
melanda negeri ini semakin bermunculan, permasalah belum kelar muncul kembali
permasalahan baru dan ironisnya para Penegak hukum semakin tumpul karena
tuntunan ekonomis dan politis. Sepak terjang politik yang begitu kuat sehingga
masyarakat terlena dengan keadaan sampai kepada titik kesadaran dimana politik
memainkan peran media untuk merubah pemikiran masyarakat. Hemat saya salah satu
solusi yang tiada tandingannya kembalikan semua kepada hukum Al-Qur’an dan
Sunnah sebagai benteng pertentangan. Sebagaimana yang dikatakan imam
Al-Ghazali: “jadikanlah ra’yumu (Fikiran) sebagai penyakit dan wahyumu sebagai
obat (Al-Qur’an)” karena kekuatan hati yang mampu memberi stimulus positif
terhadat pemikiran sehingga jawaban yang keluar dari mulut kita bernilai
positif. Jika semua keputusan hanya mengandalkan logika tanpa mengandalkan
kekuatan hati niscaya tidak aka ada kepuasan dalam diri masyarakat Indonesia.
Berkhusnuzhan kepada Allah SWT untuk menghindari ketidak pastian, niscaya Allah
SWT akan memberikan Nur kedalam dada-dada masyarakat Indonesia untuk bisa
membedakan mana yang Hak dan mana yang Batil.
Jangan terjebak dengan
baground seorang tokoh dan pada akhirnya kita terjerumus dalam pengkultusan
seorang tokoh, kebebasan dalam mengambil keputusan yang sehat (benar) tanpa
mengurangi nilai ketakdiman terhadap seorang guru atau tokoh. Gunakanlah dua
kekuatan yang diberikan Allah yaitu Hati dan Logika dalam mengambil sebuah
keputusan Insya Allah kita akan selamat dari wacana dilematis. NKRI harga mati,
semangat Nasionalis dan Agama suatu keasatuan utuh yang tidak bias kita
pisahkan.
“Isy Kariman au Mut
Syahidan (Hidup mulia
atau mati syahid)”
Semoga Allah senantiasa
membimbing Masyarakat Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment
Kesempurnaan Hanya Milik ALLAH SWT